• November 22, 2024

Teman-teman saya tidak seberuntung saya

Penulis berpendapat bahwa tradisi perundungan di Indonesia disebabkan masih kuatnya budaya feodalisme.

YaAnda bajingan!”

Saya masih ingat ketika saya duduk di bangku kelas 6 SD, suara jeritan itu terdengar begitu nyaring di telinga saya.

Teman sekelasku (Ya, aku masih menganggapnya sebagai teman sampai saat ini), berteriak begitu keras ketika aku menolak meminjamkan buku catatanku kepadanya. Teman-teman sekelasku kemudian tertawa, salah mengira jeritan itu adalah suara tawa yang begitu tajam di siang hari bolong.

Sebuah “lelucon khas anak SD” yang dianggap biasa saja, namun mempunyai efek yang luar biasa.

Tak sampai disitu saja, ketika ia memasuki bangku SMA, ketika bau hormon pubertas begitu menyengat di koridor sekolah, hal serupa pun terjadi.

Beberapa teman saya, ketika mereka berbicara dengan saya, berpura-pura berbicara dengan cara yang feminin. Ya, gaya yang mungkin pernah kita lihat atau praktikkan. Tangan melambai seperti pohon kelapa di tepi pantai dan suaranya agak sengau. Yang mereka maksud mungkin hanya “lelucon khas anak SMP” yang tidak perlu dikhawatirkan.

Kita mengecam keras tindakan Masa Orientasi Siswa (MOS) yang kerap merenggut nyawa anak bangsa ini. Kita dengan mudahnya menyebut para pelaku sebagai orang-orang senior yang tidak beradab. Hal ini terjadi setiap tahun sebagai agenda pemberitaan tahunan di berbagai media cetak dan elektronik.

Tapi untuk ku, intimidasi bukan sekedar menyuruh junior membuat telur mata sapi, tapi kuning telurnya harus di pinggir dan putihnya di tengah, atau meminta juniornya dorong ke atas dengan jari telunjuk yang bahkan para senior pun mungkin tidak bisa melakukannya.

(BACA: Korban atau Saksi Bullying Saat Orientasi Siswa? Laporkan!)

Penindasan mempunyai makna yang jauh dari sekedar “berteriak” atau “memukul”, namun hal-hal yang berbentuk lelucon baik sengaja maupun tidak sengaja dapat dikategorikan sebagai perbuatan. intimidasi. Seringkali kita membenarkan tindakan kita intimidasi dengan kalimat “Oh, bercanda saja” dan kemudian masalahnya sepertinya sudah selesai.

Apakah itu benar? Menurutku tidak.

Saya kemudian berpikir, tindakan bullying ini erat kaitannya dengan tradisi feodal yang masih tertanam dalam budaya kita.

saya mengerti intimidasi sebagai suatu perbuatan baik secara lisan maupun fisik yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang menyerang atau mengancam orang lain atau sekelompok orang yang berkaitan dengan kedudukan sosialnya dalam kelompok tersebut.

Serangan verbal atau fisik dapat disebabkan oleh perbedaan ras, jenis kelamin, orientasi seksual, penampilan atau status sosial. Ketika orang lain atau sekelompok orang merasa dirinya lebih unggul dibandingkan orang lain dalam kelompok yang sama, maka tindakan tersebut dapat dengan mudah terjadi. Hal ini bisa terjadi saat Anda masih bersekolah atau bahkan di tempat kerja.

Saya kemudian berpikir, tindakanmenggertak Hal ini juga erat kaitannya dengan tradisi feodal yang masih melekat dalam budaya kita. Saat saya belajar antropologi di SMA, salah satu ciri masyarakat Indonesia adalah budaya feodalisme yang masih kuat.

Sederhananya, kami tetap menyadari bahwa menghormati senior adalah hal yang perlu dilakukan. Anak baru di kantor harus bersikap sopan dan menganggap seniornya lebih benar dan pintar, padahal tidak demikian.

Junior di sekolah tersebut tidak boleh masuk kantin sama sekali selama satu tahun karena kantin hanya diperbolehkan untuk senior, padahal kenyataannya mereka semua membayar biaya sekolah yang sama dan harus mempunyai fasilitas yang sama.

Unsur feodalisme ini, bagi saya, mendukung peristiwa ini intimidasi.

Melihat kembali pengalaman saya di atas, mungkin saya termasuk salah satu orang yang sangat beruntung saat itu intimidasi Tidak membuat saya depresi dan trauma ketika berinteraksi dengan orang lain.

Beberapa teman saya tidak seberuntung saya, ketika mereka dianggap “berbeda” dan dianggap berada pada posisi yang jauh lebih rendah dalam kelompoknya dan kemudianmenggertak, akibatnya bisa bertahun-tahun bahkan puluhan tahun. Entah itu depresi, trauma saat berinteraksi dengan orang lain, kurang percaya diri atau perasaan tidak diinginkan.

Dampak-dampak inilah yang sebenarnya tidak kita pikirkan ketika kita sering berkata, “Oh, bercanda saja”.

Penindasan tidak hanya dalam bentuk fenomenal yang luar biasa seperti yang sering terjadi pada saat orientasi sekolah atau orientasi minggu kehidupan kampus (ospek), tetapi intimidasi Bahkan hal sederhana yang dilakukan setiap hari mempunyai dampak yang begitu besar bagi kehidupan orang lain. —Rappler.com

Levi bekerja setiap hari sebagai pribadi pengacara bank dan melakukannya kerja paruh waktu sebagai flashpacker. Dalam kesehariannya ia meluangkan waktu untuk menjadi penulis perjalanan yang bertujuan untuk berbagi pengalaman petualangannya di Indonesia dan negara-negara di dunia.

sbobet