Tiga anggota Polsek Selok Awar-Awar diduga menerima uang dari kepala desa
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Selain itu, para anggota polisi ini juga kerap mendapat ‘uang pelicin’ dari pengemudi truk pengangkut pasir ilegal.
JAKARTA, Indonesia – Polda Jawa Timur menyebut tiga orang di Polsek Pasiri, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, diduga menerima sejumlah uang dari Kepala Desa nonaktif Selok Awar-Awar Haryono.
Besaran uang yang diterima berkisar Rp 100-200 ribu.
“Mereka patroli, mampir ke kepala desa, mendapat tip. Jumlahnya tidak besar, sekitar Rp100 ribu hingga Rp200 ribu, kata Kabid Humas Polda Jatim AKBP Raden Prabowo Argo Yuwono, Kamis, 8 Oktober.
Selain itu, ketiga anggota polisi tersebut juga kerap mendapat uang “fasilitas” dari pengemudi truk yang aktivitasnya mengangkut pasir ilegal.
“Atau misalnya ada kegiatan apa (di lokasi tambang), mohon bantuannya. “(Ketiga polisi itu) mendapat uang Rp 200 ribu,” ujarnya.
Argo menambahkan, ketiga anggota polisi tersebut masing-masing berinisial Aipda SP, Ipda SH, dan AKP S. Namun Argo tidak menyebutkan jabatan ketiganya.
Polisi menyebut ada unsur pelanggaran disiplin, namun belum mengarah pada tindak pidana umum.
Imbasnya, ketiganya terancam empat jenis sanksi. Pertama peringatan dari bos. Kedua, teguran tertulis dari atasan.
Ketiga, mutasi atau penurunan pangkat dan keempat, mutasi atau penempatan khusus. Namun hingga saat ini belum ada keputusan dari Propam Polri mengenai sanksi.
Sebelumnya, petani dan aktivis pertambangan Salim alias Kancil dibunuh oleh sekelompok orang yang diyakini berafiliasi dengan Kepala Desa Haryono yang kini juga telah ditetapkan sebagai tersangka.
Haryono ditetapkan sebagai tersangka dalam dua kasus. Pertama, keterlibatannya dalam penambangan liar di wilayahnya, dan kedua, ia diduga memfasilitasi pembunuhan Salim di Balai Desa.
Pembunuhan terjadi di depan rumah Salim sebelum dilanjutkan ke Balai Desa, hingga jenazah Salim ditinggalkan di halaman depan pemakaman pada Sabtu 26 September.
Tak hanya kepala desa yang diduga terlibat, wakil rakyat dan sejumlah polisi juga ikut terlibat.
Untuk memverifikasi kebenaran klaim tersebut, polisi menyelidiki intensif tiga anggota polisi resor dan polisi sektor setempat. —Rappler.com
BACA JUGA: