• November 23, 2024
Komuter membicarakan MRT/LRT #farehike

Komuter membicarakan MRT/LRT #farehike

Pada hari Senin, 5 Januari, penumpang yang menaiki Metro Rail Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) ke tempat kerja akan membayar tarif lebih mahal.

MANILA, Filipina – Para komuter telah menyatakan keprihatinan mereka atas penerapan kenaikan tarif Light Rail Transit (LRT) dan Metro Rail Transit (MRT) yang baru.

Setelah libur panjang, warga Filipina kembali bekerja pada Senin, 5 Januari. Meskipun ada kenaikan tarif, banyak warga Filipina yang masih menggunakan MRT dan LRT.

Departemen Transportasi dan Komunikasi (DOTC) menerapkan tarif baru berikut pada hari Minggu, 4 Januari:

  • LRT1 (Monumento ke Baclaran): P30 ($0,67) untuk tiket sekali jalan dan P29 untuk tiket dengan nilai tersimpan, naik dari P20 saat ini ($0,45)
  • LRT2 (Recto ke Santolan): P25 ($0,56) untuk tiket sekali jalan dan P24 ($0,54) untuk tiket nilai tersimpan, naik dari P15 saat ini ($0,33)
  • MRT3 (North Avenue ke Taft Avenue): P28 ($0,63) untuk tiket sekali jalan dan nilai tersimpan, naik dari P15 saat ini ($0,33)

“Meskipun tahun 2015 akan terjadi kenaikan tarif, namun juga akan terjadi peningkatan nyata dalam layanan LRT dan MRT kami,” Sekretaris DOTC Jun Abaya mengatakan sebelumnya untuk membenarkan kenaikan tersebut.

Namun, kenaikan tarif mendapat pandangan yang bertentangan.

Masuk akal atau tidak masuk akal?

Beberapa pengguna internet mendukung peningkatan tersebut, namun menyerukan perbaikan dalam layanan sistem kereta api.

Beberapa netizen juga berpendapat bahwa kenaikan tarif hanya akan menguntungkan pihak swasta.

Kelompok aktivis pemuda berpendapat bahwa perjalanan tersebut tidak akan menghasilkan peningkatan layanan karena pendapatannya akan digunakan untuk membayar pemegang konsesi swasta.

Beberapa kelompok melakukan protes pada hari Senin dan meminta Mahkamah Agung menghentikan kenaikan tarif.

Namun, DOTC mengatakan pihaknya berencana untuk membeli kendaraan kereta ringan baru, penggantian kereta api, peningkatan fasilitas dan sistem persinyalan, sistem tiket tap-and-go dan sistem komunikasi radio.

Renovasi kereta jalur MRT3 akan selesai pada tahun 2016.

Sementara itu, ada pula yang tersinggung dengan argumen sesama netizen yang meminta penumpang meninggalkan kereta jika tidak mampu membayar.

Namun netizen lain berpendapat bahwa transportasi umum harus dapat diakses oleh semua orang, tanpa memandang kelas sosial.

Blogger aktivis Arnold Padilla mengklaim bahwa pemerintah harus mendanai layanan sosial, termasuk sistem angkutan massal.

Rekomendasi

Netizen juga berbagi saran tentang bagaimana pemerintah dapat memperbaiki sistem angkutan massal.

Salah satu permasalahan yang dirasakan oleh para penumpang adalah banyaknya waktu yang terbuang dalam antrian tiket. Netizen menyarankan agar kartu transportasi isi ulang dijual tidak hanya di stasiun kereta, tapi juga di toko serba ada, toko buku, dan pusat perbelanjaan.

Netizen juga menyarankan pemasangan mesin otomatis untuk mempercepat prosesnya.

Sistem ini juga diadopsi di negara lain seperti Jepang, Hong Kong, dan Singapura. Beberapa negara juga mempunyai promosi khusus bagi wisatawan yang melewati kotanya dengan kereta api.

Netizen mendesak pemerintah untuk tidak hanya menyediakan “kereta yang lebih besar, lebih cepat, dan lebih banyak”, tetapi juga stasiun kereta yang terpelihara dengan baik dan memiliki koneksi yang lebih baik. Di Filipina, stasiun-stasiun biasanya dihubungkan oleh pusat perbelanjaan atau jalan sempit, sehingga menyulitkan penumpang untuk bergerak.

Para penumpang juga mendesak pemerintah untuk memperhatikan keselamatan kereta. Pada bulan Agustus, kereta MRT3 tergelincir dan menarik perhatian anggota parlemen.

Netizen juga meminta pemerintah membuat sistem transit lebih mudah diakses oleh penyandang disabilitas (PWD).

Selain meningkatkan fasilitas dan layanan, netizen meminta masyarakat Filipina untuk menghormati sesama penumpang dengan mengantre, membiarkan penumpang turun sebelum naik, dan memprioritaskan lansia, hamil, dan penyandang disabilitas.

Meskipun banyak warganet yang berbicara tentang banyaknya permasalahan seputar sistem transportasi umum di negara ini, sebagian lainnya lebih memilih untuk melihat gambaran yang lebih besar.

Selain MRT dan LRT, warganet juga meminta pemerintah mengatasi permasalahan transportasi lain seperti kondisi Kereta Api Nasional Filipina (PNR), regulasi bus dan jeepney, serta alternatif lain seperti Layanan Feri Sungai Pasig dan bersepeda.

Sebagai penumpang, ide apa lagi yang Anda pikirkan yang dapat membantu memperbaiki sistem transportasi umum di negara ini? Bergabunglah dengan diskusi yang sedang berlangsung. Rappler.com

Bagikan cerita dan ide Anda kepada kami, kirimkan email kepada kami di [email protected]

SDY Prize