• November 24, 2024
Tak hanya Sumatera dan Kalimantan, kabut asap juga menyelimuti Timika

Tak hanya Sumatera dan Kalimantan, kabut asap juga menyelimuti Timika

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

“Titik panas di wilayah Merauke dan sekitarnya, termasuk Mappi, jumlahnya meningkat dibandingkan hari-hari sebelumnya. Kami belum bisa memastikan apakah ini karena lahan yang terbakar oleh masyarakat atau karena terbakar sendiri.”

TIMIKA, Indonesia – Operasional penerbangan dari dan ke Bandara Moses Kilangin di Timika, Papua, terhenti total hingga Jumat 16 Oktober akibat kabut asap yang semakin tebal di wilayah tersebut.

John Rettob, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Mimika, mengatakan aktivitas penerbangan di Bandara Timika lumpuh sejak Kamis.

“Sore tadi sekitar pukul 13.00 WIT kami putuskan tidak ada lagi pesawat yang masuk ke Timika karena kabut asap semakin pekat dengan jarak pandang hanya sekitar 400 meter. “Kami berharap kondisi cuaca besok jauh lebih baik sehingga seluruh aktivitas penerbangan kembali normal,” kata John.

John mengaku mendapat telepon dari penumpang di Jakarta, Denpasar, Makassar, dan Jayapura tentang kondisi cuaca di Timika. Para penumpang mengaku belum memiliki kepastian jadwal keberangkatan untuk kembali ke Timika.

“Kami mencoba menjelaskan kepada penumpang bahwa mereka sebenarnya tidak sepi, tapi kondisi cuaca kami di Timika begitu. Pilot dari seluruh operator penerbangan juga masih menunggu kondisi cuaca di Timika membaik atau tidak. “Kalau kondisi cuaca bagus tentu pesawat bisa lepas landas, begitu pula sebaliknya,” kata John.

Titik panas terdeteksi di Papua

Kabut asap yang menyelimuti Kota Timika merupakan kabut asap yang dikirim dari wilayah Merauke, Mappi dan sekitarnya.

Peramal Stasiun Meteorologi Kelas III Timika Fitria Nur Fadillah mengatakan, berdasarkan data pantauan satelit Tera & Aqua jumlahnya tempat yang hangat (titik panas) di wilayah Merauke, Mappi dan sekitarnya kini terus meningkat sehingga menimbulkan kabut asap tebal di sejumlah wilayah pesisir selatan Papua seperti Timika, Asmat dan lain-lain.

Tempat yang hangat Di wilayah Merauke dan sekitarnya, termasuk Mappi, jumlahnya meningkat dibandingkan hari-hari sebelumnya. “Kami belum bisa memastikan apakah itu akibat pembakaran lahan oleh masyarakat atau karena terbakar sendiri,” kata Fitria.

Ia mengatakan, asap yang ditimbulkan akibat kebakaran di wilayah Merauke dan sekitarnya sangat jelas berdampak pada wilayah Timika dan wilayah lain di pesisir selatan Papua.

Meski praktik pembukaan lahan dengan cara membakar sudah berlangsung bertahun-tahun di wilayah Merauke dan sekitarnya, namun kabut asap tidak mengganggu penerbangan di Bandara Timika pada tahun-tahun sebelumnya.

Pasalnya, Kota Timika selalu diguyur hujan cukup deras pada tahun-tahun sebelumnya. Namun pada tahun ini, kata dia, asap pembakaran lahan di kawasan Merauke mengganggu kondisi cuaca di Timika akibat fenomena El Nino.

“Dengan curah hujan yang sangat berkurang, tambah tempat yang hangat “di wilayah Merauke dan angin bergerak dari tenggara dampaknya akan terasa di Timika,” ujarnya.

Fitria memperkirakan kondisi ini akan terus berlanjut jika tidak ada upaya pemadaman kebakaran di wilayah Merauke dan sekitarnya.

Selain itu, lanjutnya, kondisi El Niño atau kekeringan yang melanda wilayah selatan Indonesia diperkirakan akan berlangsung hingga Januari 2016. Potensi hujan di wilayah Timika dan sekitarnya saat ini sangat kecil menurut data BMKG.

Kalaupun ada hujan, mungkin hanya gerimis atau hujan ringan, kata Fitria. — Laporan Antara/Rappler

BACA JUGA:


demo slot pragmatic