• July 27, 2024
Rp 1 Triliun, Dana Reses DPR Untuk Apa?

Rp 1 Triliun, Dana Reses DPR Untuk Apa?

JAKARTA, Indonesia – Anggaran reses anggota DPR tahun ini mencapai hampir Rp 1 triliun. Jumlah yang sangat besar, meski belum tentu hasil akhirnya akan baik bagi masyarakat, setidaknya menurut Koordinator Investigasi dan Advokasi Forum Transparansi Fiskal Indonesia (FITRA), Uchok Sky Gaddafi.

Menurut Uchok, anggaran yang dipatok agar anggota DPR bisa berangkat ke daerah pemilihan (dapil) masing-masing sebesar Rp994,9 miliar pada 2014.

Dibandingkan anggaran resesi tahun 2013 sebesar Rp678,431 miliar, peningkatannya cukup signifikan yakni Rp316,471 miliar atau 44 persen. Sedangkan pada tahun 2012, anggaran resesi DPR untuk penyerapan aspirasi sebesar Rp539,481 miliar.

Artinya, jika anggaran sebesar Rp994,9 miliar dibagi kepada 560 anggota DPR, maka setiap orang akan mendapat dana sebesar Rp1,7 miliar per tahun. “Setiap tahun ada 11 reses, jadi setiap reses atau kunjungan ke daerah pemilihannya masing-masing, anggota dewan akan mendapat Rp. 161,5 juta uang kegiatan reses,” kata Uchok.

Dia menilai mahalnya biaya reses anggota dewan tidak sepadan dengan kinerjanya dan mubazir. Sebab, tujuan dan fungsi reses “mandul” karena kegiatannya membosankan bagi pemilih, dan dewan tidak bisa membawa aspirasi masyarakat ke tingkat nasional.

“Bagaimana mau memperjuangkan aspirasi rakyat? “Antara dewan sendiri, antar fraksi atau partai, dan kelompok kerja hanya bertengkar,” ujarnya mengkritik kinerja DPR dua bulan terakhir.

Untuk apa dana reses itu?

Benarkah dana resesi begitu besar? Lalu untuk apa?

Saat disinggung soal hal tersebut, tidak semua anggota DPR mau terbuka dan transparan mengakui jumlah uang yang diterimanya setiap masa reses. Jawaban mereka beragam.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfudz Siddiq mengaku belum mengetahui jumlah pasti dana reses tersebut karena dikelola oleh jajarannya. Yang jelas menurutnya jumlah yang diterimanya tidak pernah mencukupi.

“Selalu nombokin“Praktiknya memang begitu,” ujarnya, Rabu (10/12) lalu.

Ketua Komisi I DPR itu menjelaskan rincian dana reses yang dialokasikan untuk transportasi, akomodasi, dan kegiatan aspirasi. Biasanya lama reses anggota DPR adalah 9 hari.

Setiap anggota diharapkan melakukan 10 hingga 12 aktivitas. Namun dana yang dikeluarkan seringkali tidak sekedar untuk kegiatan, melainkan memenuhi permintaan sejumlah konstituen yang mengajukan proposal.

“Di daerah pemilihan saya banyak pemilihan kepala desa, mereka pendukung saat Pemilu Legislatif, jadi tidak mungkin tidak membantu. Donasinya tidak hanya Rp 1-2 juta saja,” ujar perwakilan Daerah Pemilihan VIII Jabar itu.

Pernyataan lain dilontarkan politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Teguh Juwarno yang menyebut masa reses pertama DPR pada masa kerja 2014-2019 cukup lama, yakni 8 Desember – 9 Januari 2015. Mereka baru akan kembali pada tahun depan. 12 Januari di Senayan kembali bekerja.

Soal besaran dana reses, Teguh dengan santai mengaku mengantongi sekitar Rp 100 juta untuk 10 kegiatan yang harus dipertanggungjawabkannya dengan membuat laporan tertulis. Wakil Sekjen PAN yang terpilih kembali menjadi anggota DPR untuk kedua kalinya itu menyiapkan rancangan baru program kerjanya.

Mengadopsi kinerja politisi di Amerika, Teguh punya semacam itu pertemuan balai kota versi bahasa Indonesia.

“Saya membuat PANDORA, singkatan dari Panggung Pendopo Rakyat. “Di sini, orang-orang dari berbagai kalangan bisa datang ke acara saya,” ucapnya bangga.

Teguh mengatakan, dirinya menggelar kegiatan advokasi terkait Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (SSA) kesehatan di salah satu daerah pemilihannya. Selain mensosialisasikan program pemerintah bagi masyarakat menengah ke bawah, ia juga memfasilitasi warga sekitar yang ingin segera menjadi anggota BPJS Kesehatan.

“Kami kenalkan langsung dari BPJS, ada juga menangkal pendaftaran untuk mereka. “Jadi tidak sekedar bicara, hasilnya konkrit,” kata wakil rakyat daerah pemilihan Jawa Tengah IX meliputi Kabupaten Tegal dan Brebes.

Saya membuat PANDORA, singkatan dari Pendopo Panggung Rakyat. Di sini, orang-orang dari semua lapisan masyarakat bisa datang ke acara saya

Selain Teguh, politikus Partai Golkar Meutya Hafid jauh lebih terbuka soal uang tersebut. Meutia mengaku dana reses yang diterimanya periode ini sekitar Rp 150 juta. Menurutnya, dengan 10 program kegiatan yang disusunnya, berarti setiap kegiatan dianggarkan sekitar Rp15 juta.

Wakil Daerah Pemilihan Sumut I ini mencontohkan kegiatannya. Sebagai anggota Komisi I DPR yang membidangi masalah telekomunikasi dan hubungan luar negeri, Meutia berencana menggelar pertemuan dengan konstituennya terkait isu kontroversial Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) untuk membahasnya.

“Masih banyak lagi kasus pencemaran nama baik melalui internet dan sebagainya. “Saya ingin menggalang aspirasi apakah review menjadi persoalan di sana,” ujarnya.

Untuk menggelar acara yang mengundang sekitar 50-100 orang, kata dia, tentunya perlu menyewa gedung atau mendirikan tenda, menyediakan kursi dan makan siang bagi yang datang. Lokasi acara tersebar di banyak daerah pemilihan seperti Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Serdang Bedagai.

“Terkadang itu tidak cukup. Daerah pemilihan saya jauh dan banyak peristiwa, katanya.

Senada dengan rekan-rekan partainya, Bambang Soesatyo, Sekretaris Fraksi Partai Golkar, tak segan-segan mengaku mengantongi uang Rp150 juta untuk dibawa ke daerah. Dengan jumlah tersebut, anggotalah yang mengatur alokasi transportasi, akomodasi, dan kegiatan untuk menjaring aspirasi masyarakat. Dari tiga daerah pemilihannya di Jateng VII, Bambang biasanya menggelar 4-5 kegiatan di tiap daerah.

“Pemilih saya petani dan buruh, mereka datang dari jauh, makanya kami kasih uang transport. “Karena seharian mereka tidak bekerja,” kata Bendahara Umum Partai Beringin itu.

Direktur Eksekutif Persatuan Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini mengingatkan, dana reses digunakan untuk menggapai aspirasi konstituen dan bukan sebagai sumber dana tambahan bagi anggota dewan.

“Di era transparansi, sangat beresiko dan nekat jika ada anggota dewan yang tidak menggunakan dana reses sesuai peruntukannya,” ujarnya. Mari kita lihat! —Rappler.com

Keluaran SGP